Bagi anda yang belajar Ballet, apakah anda tau metode pengajaran Ballet apa yang anda pelajari?

3 Metode Pengajaran Ballet Paling Populer

Metode pengajaran Ballet yang paling banyak digunakan di sekolah-sekolah Ballet di seluruh dunia adalah:

  • Cecchetti (dari Italia)
  • Vaganova (dari Rusia)
  • Royal Academy of Dance (dari Inggris)

Metode Pengajaran Ballet Cecchetti

metode-pengajaran-ballet-1

Enrico Ceccheti lahir di Roma tahun 1850 di ruang ganti sebuah teater. Ia dilatih Ballet oleh ayahnya sendiri, sebelum mulai berguru dari para maestro Ballet di Italia seperti Giovanni Lepri, Cesare Coppini, dan Filippo Taglioni.

Cecchetti mulai pentas di negara2 Eropa sebelum ia menginjak usia 20 tahun. Pada puncak karirnya, Cecchetti pindah ke St Petersburg, Rusia dengan tawaran menjadi maitre de ballet di Maryinsky Ballet dan mengajar di Imperial Ballet School (1887-1902)

Thn 1905 Cecchetti membuka sekolah Balletnya sendiri di St Petersburg, dimana ia melatih Anna Pavlova secara privat. Cecchetti juga berperan sebagai Ballet master & mime untuk Ballet Russes

Ballet Russes adalah salah satu Ballet company terpopuler sepanjang masa, yang melibatkan banyak seniman2 terkenal untuk mendesign set & costume bagi pertunjukan2 mereka, seperti pelukis Picasso & Matisse, komposer Prokofiev & Debussy.

Spesialisasi Cecchetti adalah “mime”, dan ia adalah pelopor lahirnya “Ballet modern” sebagai evolusi dari Ballet klasik. Setelah bertahun2 touring dengan Ballet Russes, Cecchetti akhirnya menetap di London, Inggris dan membuka sekolah Ballet.

Cecchetti tetap mengajar Ballet sampai usia 78 thn. Ia kehilangan kesadaran saat tengah mengajar Ballet dan menghembuskan nafas terakhir keesokan harinya

Kurikulum “Cecchetti Method” pertama disusun dan dipublikasikan thn 1922 oleh Cyril Beaumont, dibantu oleh Idzikowski dan Cecchetti sendiri. Cecchetti Society juga dibentuk tahun 1922, yang anggotanya terdiri dari murid-murid Cecchetti di London. Cecchetti dan istrinya mjd President & Vice President society ini

Sejak itu cabang-cabang society ini berkembang di seluruh dunia, dan akhirnya dibentuklah Cecchetti Council of America – suatu organisasi utk standarisasi pengajaran Cecchetti Method bagi sekolah-sekolah Ballet di seluruh dunia, dengan mengadakan ujian-ujian berakreditasi setiap tahunnya.

Metode pengajaran Ballet Cecchetti sangat jarang ditemukan di tempat-tempat kursus Ballet di Indonesa.

Metode Pengajaran Ballet Vaganova

metode-pengajaran-ballet-3

Agrippina Vaganova (1879-1951) adalah guru Ballet Rusia yang menyusun syllabus Metode Vaganova. Metode Vaganova terbentuk dari metode pengajaran lama Imperial Ballet School di abad 19.

Agrippina Vaganova diterima di Imperial Ballet School thn 1888 sbg murid. Vaganova juga sempat berguru dari Cecchetti saat Cecchetti mengajar di Imperial Ballet School!

Setelah lulus dr Imperial Ballet School, Vaganova menekuni karir dengan tim professional Imperial Ballet, dan akhirnya mendapatkan gelar soloist.

Tahun 1916 Vaganova pensiun dari panggung dan mulai menekuni karir sebagai guru di Imperial Ballet School. Terbukti Vaganova memiliki bakat yang luar biasa sebagai guru – yang menghasilkan ballerina-ballerina legendaris, seperti Mikhail Baryshnikov!

Tahun 1934 Vaganova menjadi direktur Imperial Ballet School, yang sekarang dikenal sebagai Vaganova Ballet Academy. Vaganova Ballet Academy adalah sekolah Ballet yang melatih ballerina-ballerina untuk menjadi tim professional Kirov Ballet

Style metode Vaganova adalah kombinasi pengajaran Ceccheti yang anggun dan pengajaran Imperial Ballet yang dinamis.

Sekolah Ballet di Indonesia yang menggunakan metode Vaganova adalah sekolah Ballet Sumber Cipta.

Metode Pengajaran Ballet Royal Academy of Dance

Royal Academy of Dance (RAD) dibentuk tahun 1920 di London, Inggris. Dipelopori oleh Philip Richardson, mantan editor The Dancing Times, anggota RAD mewakili sekolah-sekolah Ballet unggulan di Eropa, yaitu: Adeline Genée (the Danish School), Tamara Karsavina (the Russian School), Lucia Cormani (the Italian School), Edouard Espinosa (the French School) dan Phyllis Bedells (the English School).

metode-pengajaran-ballet-2

BajuBallet.com

Sejak 2011 Indonesia sudah memiliki produk Baju Ballet lokal dengan kualitas internasional dan harga terjangkau. Desain dibuat oleh mantan guru Ballet dan dikerjakan oleh orang-orang yang memang menyukai Ballet.

Mereka khawatir dengan kualitas pengajaran Ballet di Inggris pada saat itu, dan membentuk ‘Association of Teachers of Operatic Dancing in Great Britain’. Dalam dekade berikutnya, asosiasi tersebut berkembang pesat dan pada tahun 1935 diakui sebagai Royal Charter oleh King George V sehingga dinamakan Royal Academy of Dancing. Setelah wafatnya Queen Mary tahun 1953, HM Queen Elizabeth II menjadi Patron dari Royal Academy of Dancing.

Metode pengajaran Ballet RAD terus berkembang di seluruh kerajaan Inggris dengan pusat di Battersea-London, dan tahun 1983 membuka cabang internasional pertama di Australia.

Tahun 1991 Antoinette Sibley menjadi President RAD dan tahun berikutnya program RAD diakui setara dengan program S1 universitas, yaitu BA (Hons) Art & Teaching of Ballet.

Sekarang metode pengajaran BAllet RAD hadir di 79 negara, dengan 36 kantor perwakilan, 13,000 anggota “registered teacher”, dan lebih dari 250,000 murid di seluruh dunia.

RAD berfokus pada standarisasi dan peningkatan kualitas pengajaran Ballet dengan memberikan dukungan penuh untuk para pengajarnya melalui konferensi, workshop, dan training rutin.

Jadi, bedanya RAD dengan Cecchetti dan Vaganova adalah bahwa RAD tidak bertujuan untuk menciptakan ‘penari’, melainkan menciptakan ‘pengajar’ berkualitas tinggi.

Banyak sekolah-sekolah Ballet di Indonesia yang menggunakan metode pengajaran RAD, di antaranya adalah Namarina dan Marlupi.

Metode Pengajaran Ballet Lainnya

Selain ketiga metode pengajaran yang sudah disebutkan, masih ada lagi metode pengajaran Ballet yang sempat hampir punah tapi sekarang pelan-pelan mulai populer di dunia. Metode pengajaran yang dimaksud adalah Bournonville.

metode-pengajaran-ballet-bournonville
Bournonville Summer Academy 2019 di Taman Ismail Marzuki. Semua Ballerina menggunakan Leotard L2 dan Skirt Wrap Chiffon dari BajuBallet.com

Metode ini dikembangkan oleh August Bournonville, seorang Ballet Master berkebangsaan Denmark. Metode ini menggunakan teknik dansa klasik yang diajarkan di sekolah-sekolah dansa di Perancis pada abad ke-19. Pada saat Bournonville mengembangkan metode ini, metode pengajaran dansa klasik dari Perancis memang sedang meredup dan mulai hilang dari sekolah-sekolah Ballet di Eropa.

Prinsip dasar dari metode pengajaran ini ayaitu bahwa seorang penari harus tampil dengan keanggunan alami, gerakan-gerakan dramatis dan harmonisasi antara tubuh dengan musik. Metode ini melatih murid-muridnya untuk menggunakan gerakan kaki yang cepat.

Selama hidupnya, Bournonville menyusun lebih dari 50 koreografi Ballet. Koreografi rancangannya yang paling terkenal adalah La Sylphide yang sampai saat ini masih menjadi salah satu dari Top 10 Ballet paling populer di dunia.

Setelah Bournonville meninggal dunia pada tahun 1879, metode pengajaran yang ia ciptakan pelan-pelan mulai kehilangan popularitas. Metode Bournonville hanya dikenal di negara asalnya yaitu Denmark. Meskipun demikian, sejak The Royal Danish Ballet menampilkan karya-karya Bournonville di New York pada tahun 1956, metode pengajaran ini pelan-pelan menjadi populer di dunia.

Metode pengajaran Ballet Bournonville pun mulai masuk ke Indonesia sekitar tahun 2015. Berbagai kegiatan dilakukan untuk mempopulerkan Bournonville di Indonesia, termasuk mengadakan pertunjukan dan workshop. BajuBallet.com pun sempat mendapat kehormatan untuk berpartisipasi sebagai sponsor penyedia kostum Ballet untuk Bournonville Summer Academy 2018 dan 2019. Semua Ballerina yang tampil menggunakan leotard buatan BajuBallet.com.

error: Content is protected !!
Scroll to Top